Jumat, 18 Februari 2011

trakoma

BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Trakoma adalah salah satu bentuk radang konjungtiva (selaput lendir mata) yang berlangsung lama dan disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini menyebar melalui kontak langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain. Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang kedua mata. Bila ditangani secepatnya, trakoma dapat disembuhkan dengan sempurna. Namun bila terlambat dalam penanganannya, trakoma dapat menyebabkan kebutaan.
B. Epidemiologi
Trakoma banyak terdapat di beberapa negara Afrika, Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin. Secara umum, trakoma diderita oleh sekitar 84 juta orang di 55 negara yang endemis (banyak terdapat penderita trakoma), dan sekitar 1,3 juta orang diantaranya buta karena trakoma. Penyakit ini biasanya mengenai penduduk yang miskin dan mempunyai higienis yang buruk. Penyakit ini dapat menyerang semua umur tapi lebih banyak ditemukan pada orang muda dan anak-anak, dengan angka kejadian tertinggi pada usia 3-5 tahun.
C. Etiologi
Trakoma''disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan menyebar melalui kontak langsung dengan mata, hidung, dan sekresi tenggorokan dari individu yang terkena, atau kontak dengan fomites (benda mati), seperti handuk dan / atau lap, yang memiliki yang sama kontak dengan cairan. Lalat juga bisa menjadi rute transmisi mekanis. Tidak diobati, infeksi trakoma ulang hasil dalam bentuk entropion-menyakitkan kebutaan permanen jika kelopak mata berbalik ke dalam, menyebabkan bulu mata untuk menggaruk kornea. Anak-anak yang paling rentan terhadap infeksi karena kecenderungan mereka untuk dengan mudah menjadi kotor, tapi efek menyilaukan atau gejala yang lebih parah seringkali tidak terasa sampai dewasa.
Membutakan trakoma endemik terjadi di daerah yang miskin kebersihan pribadi dan keluarga. Banyak faktor yang secara tidak langsung terkait dengan keberadaan trakoma termasuk kekurangan air, tidak adanya jamban atau toilet, kemiskinan secara umum, lalat, dekat dengan sapi, berkerumun dan sebagainya. Namun, jalur umum akhir tampaknya kehadiran wajah-wajah kotor pada anak-anak yang memfasilitasi pertukaran sering terinfeksi debit mata dari wajah seorang anak yang lain. Kebanyakan transmisi trakoma terjadi dalam keluarga.

D. Tanda dan Gejala
Penyakit ini mempunyai waktu inkubasi (saat terkena infeksi sampai awal timbulnya gejala) 5 sampai 12 hari. Kebutaan akibat trakoma diakibatkan karena infeksi berulang penyakit ini. Gejala awal utama dari trakoma adalah mata yang gatal dan kemerahan, mata berair, dan terkadang mata mengeluarkan sekret kotoran mata berwarna keruh. Gejala selanjutnya bisa terdapat fotofobia (takut lihat cahaya), kelopak mata bengkak, trikiasis (bulu mata yang melengkung ke dalam), pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat di depan mata, kornea (selaput bening mata) tampak keruh dan nyeri pada mata. Anak-anak sangat rentan terhadap infeksi trakoma, namun penyakit ini berkembang secara lambat, dan mungkin gejala yang lebih berat tidak terlihat sampai usia dewasa.

Gambar : Trakoma





E. Kalsifikasi
Mac Callan : Berdasarkan pada gambaran kerusakan konjungtiva, dibagi dalam 4 stadium yaitu :
1) Stadium Insidious : folikel imatur kecil-kecil pada konj palp sup, jar parut.
2) Stadium akut (trakoma nyata) : terdapat hipertrofi papil & folikel yang masak pada palp sup.
3) Stadium sikatriks : sikatriks konj, bentuk garis-garis putih halus disertai folikel dan hipertrofi.
4) Stadium penyakitembuhan : trakoma inaktif, folikel, sikatriks meluas tanpa peradangan.
Klasifikasi Menurut WHO
1) Trakoma Inflamasi-Folikuler (TF)
2) Trakoma Inflamasi – Intense (TI)
3) Trakoma Sikatriks (TS)
4) Trakoma Trikiasis (TT)
5) Kekeruhan kornea (CO)

F. Patofisiologi
Melalui kontak langsung dengan discharge yang keluar dari mata yang terkena infeksi atau dari discharges nasofaring melalui jari atau kontak tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi, seperti handuk, pakaian dan benda-benda lain yang dicemari discharge nasofaring dari penderita. Lalat, terutama Musca sorbens di Afrika dan Timur Tengah dan spesies jenis Hippelates di Amerika bagian selatan, ikut berperan pada penyebaran penyakit. Pada anak-anak yang menderita trachoma aktif, chlamydia dapat ditemukan dari nasofaring dan rektum. Namun didaerah endemis untuk serovarian dari trachoma tidak ditemukan reservoir genital.
Masa inkubasi sukar ditentukan karena timbulnya penyakit ini adalah lambat. Penyakit ini termasuk penyakit mata yang sangat menular.
Gambaran kliniknya dibagi atas 4 stadium :
1. Stadium I; disebut stadium insipien atau stadium permulaan, didapatkan terutama folikel di konjungtiva tarsal superior, pada konjungtiva tarsal inferior juga terdapat folikel, tetapi ini tidak merupakan gejala khas trakoma. Pada kornea di daerah limbus superior terdapat keratitis pungtata epitel dan subepitel. Kelainan kornea lebih jelas apabila diperiksa dengan melakukan tes fluoresin, dimana akan terlihat titik-titik hijau pada defek kornea.

2. Stadium II; disebut stadium established atau nyata, didapatkan folikel-folikel di konjungtiva tarsal superior,beberapa folikel sudah matur berwarna lebih abu-abu. Pada kornea selain keratitis pungtata superficial, juga terlihat adanya neovaskularisasi, yaitu pembuluh darah baru yang berjalan dari limbus ke arah kornea bagian atas. Susunan keratitis pungtata superfisial dan neovaskularisasi tersebut dikenal sebagai pannus.

3. Stadium III; disebut stadium parut, dimulai terbentuknya sikatriks pada folikel konjungtiva tarsal superior yang terlihat sebagai garis putih halus. Pannus pada kornea lebih nyata. Tidak jarang pada stadium ini masih terlihat trikiasis sebagai penyakit. Pada stadium ini masih dijumpai folikel pada konjungtiva tarsal superior.

4. Stadium IV; disebut stadium penyembuhan. Pada stadium ini, folikel pada konjungtiva tarsal superior tidak ada lagi, yang ada hanya sikatriks. Pada kornea bagian atas pannus tidak aktif lagi. Pada stadium ini dijumpai komplikasi-komplikasi seperti entropion sikatrisiale, yaitu pinggir kelopak mata atas melengkung ke dalam disebabkan sikatriks pada tarsus. Bersamaan dengan enteropion, bulu-bulu mata letaknya melengkung kedalam menggosok bola mata (trikiasis). Bulu mata demikian dapat berakibat kerusakan pada kornea, yang mudah terkena infeksi sekunder, sehingga mungkin terjadi ulkus kornea. Apabila penderita tidak berobat, ulkus kornea dapat menjadi dalam dan akhirnya timbul perforasi.












Pathway
Infeksi ringan dari kontak langsung

Konjungtivitis bilateral


Edema terus meningkat, mata berair, Fotofobia


Pengembangan folikel pada konjungtiva Inflamasi pada kornes (atas)


Terbentuknya jaringan parut pada lapisan Vaskularisasi kornea superfisial konjungtiva


Oklusi saluran lakrimal Entropion Infiltrasi jaringan
(infeksi bulu mata) granulosum


Mata kering ulkus / laserasi kornea



Jaringan parut pada kornea

kebutaan

Nyeri


G. Penatalaksanaan
- Pengobatan meliputi pemberian salep antibiotik yang berisi tetrasiklin dan
erithromisin selama 4 – 6 minggu. Selain itu antibiotik tersebut juga bisa
diberikan dalam bentuk tablet.
§ Doksisiklin
o Sediaan : kapsul atau tablet 100 mg (HCl)
o Dosis dewasa 100 mg per oral 2 x sehari selama 7 hari atau
§ Tetrasiklin
o Sediaan salep mata 1% (HCl)
o Dosis dewasa 2 x sehari selama 6 minggu
Perbaikan klinik mencolok umumnya dicapai dengan tetracycline,1-1,5 g/ hari per os dalam empat dosis selama 3-4 minggu ; doxycycline,100 mg per os 2 kali sehari selama 3 minggu; atau erythromycin, 1 g / hari per os dibagi dalam empat dosis selama 3-4 minggu. Kadang-kadang diperlukan beberapa kali kur ( pengobatan) agar benar –benar sembuh. Tetracycline sistemik jangan diberi pada anak dibawah umur 7 tahun atau untuk wanita hamil. Karena tetracycline mengikat kalsium pada gigi yang berkembang dan tulang yang tumbuh dan dapat berakibat gigi permanen menjadi kekuningan dan kelainan kerangkan (mis, clavicula).
Salep atau tetes topikal, termasuk preparat sulfonamide, tetracycline, erythromycin dan rifampin, empat kali sehari selama enam minggu, sama efektifnya.
Saat mulai terapi, efek maksimum biasanya belum dicapai selama 10 – 12 minggu. Karena itu, tetap adanya folikel pada trasesus superior selama beberapa minggu setelah terapi berjalan jangan dipakai sebagai bukti kegagalan terapi.
Koreksi bulu mata yang membalik kedalam melalui bedah adalah esensial untuk mencegah parut trachoma lanjut di Negara berkembang. Tindakan bedah ini kadang –kadang dilakukan oleh dokter bukan ahli mata atau orang yang dilatih kusus.



H. Komplikasi
Parut di konjungtiva dalah komplikasi yang sring terjadi pada trachoma dan dapat merusak duktuli kelenjar lakmal tambahan dan menutupi muara kelejar lakrimal.hal ini secara drastis mengurangi komponen air dalam film air mata pre- kornea, dan komponen mukus film mungkin berkurang karena hilangnya sebagian sel goblet.luka parut itu juga mengubah bentuk palpebra superior dengan membalik bulu mata kedalam (trikiasis) atau seluruh tepian palpebra (entropian), sehingga bulu mata terus –menerus menggesek kornea.ini berakibat ulserasi pada kornea,infeksi bacterial kornea, dan parut pada kornea.
Ptosis , obstrusi doktus nasolakrimalis, dan dakriosistitis adalah komplikasi umum lainnya pada trachoma.














BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a.Pengkajian ketajaman mata
b.Pengkajian rasa nyeri
c.Kesimetrisan kelopak mata
d.Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata
e.Warna mata
f.Kemampuan membuka dan menutup mata
g.Pengkajian lapang pandang
h.Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya pembengkakan 4 inflamasi
( Brunner dan Suddarth, 2001)

2.Analisa Data
a.Data subjektif
1)Gatal-gatal
2)Nyeri (ringan sampai berat)
3)Lakrimasi (mata selalu berair)
4)Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak mata)
b.Data objektif
1)Klien mengeluh gatal – gatal pada bagian mata
2)Klien mengeluh nyeri pada bagian konjungtiva
3)klien mengeluh mata berair
4)Klien mengatakan mengalami reaksi sensitif terhadap cahaya



3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Inkulasi klamida dapat ditemukan pada kerokan konjungtiva yang di pulas dengan Giemsa, namun tidak selalu ada. Inklusi ini pada sediaan dipulas Giemsa tampak sebagai massa sitoplasma biru atau ungu gelap yang sangat halus , yang menutupi inti dari sel epitel (Gambar 5-6). Pulasan antibody fluorescein dan tes immuno – assay enzim tersedia dipasaran dan banyak dipakai dilabotarium klinik. Tes baru ini telah menggantikan pulasan Giemsa untuk sediaan hapus konjungtiva dan isolasi agen klamidial dalam biakan sel.

4. Diagnosa Keperawatan
• Nyeri pada mata berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening, fotofobia dan inflamasi

• Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan kornea

• Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan

• Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan

4. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional Tujuan /Kriteria Hasil
a.Nyeri pada mata berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening, fotofobia dan inflamasi
1)Beri kompres basah hangat
2)Kompres basah dengan NaCL dingin
3)Beri irigasi
4)Dorong penggunaaan kaca mata hitam pada cahaya kuat
5)Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep

Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata

mencegah dan mengurangi edema dan gatal-gatal yang berat

untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari mata
(Barbara C .Long, 1996)

cahaya yang kuat meyebabkan rasa tak nyaman


pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Keadaan nyeri pasien berkurang

Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan kornea
Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat




Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya
Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas dan disorientasi pascaoperatif

kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi, biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terdapat
Peningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.

Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan
Monitor pemberian antibiotik dan kaji efek sampingnya

Lakukan tehnik steril


Lakukan penkes tentang pencegahan dan penularan penyakit

mencegah komplikasi


mencegah infeksi silang

pengetahuan dasar bagaimana cara memproteksi diri
(Tarwoto dan Warunnah, 2003)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
Infeksi tidak menyebar ke mata sebelahnya

Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
1)Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat, sehubungan dengan terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang terpendam




2)Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu tidak dengan penolakan, syok, marah,dan tertekan

3)Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan dorong membagi perasaan dengan orang lain.

4)Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri

Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan individu melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan







Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas




Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri individu dan dapat membagi perasaan kepada orang lain.

Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan yang dimiliki
(Lynda Jual Carpenito, 1998)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan klien
Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diri

BAB III
PENUTUP
Trakoma disebabkan oleh C. Trkomatis. Dulu trakoma disebut oftalmia mesir & bersifat endemis di Timur Tengah sejak masa prasejarah. Kemudian tersebar luas di Eropa oleh tentara Prancis saat perang Napoleon. Seka-rang penyakit ini bersifat endemis di banyak negara, terutama di Eropa Timur dan Tengah, Timur Tengah, Asia Te-ngah dan Timur, Indonesia, pulau-pulau di Passifik, Afrika Tengah dan Utara dan sebagian besar Amerika Selatan.
Penyakit ini berkembang diantara penduduk dengan lingkungan yang buruk, populasi yang padat, dan kebersihan yang kurang. Di daerah endemik, anak-anak kecil sering sudah tertular pada umur beberapa tahun pertama. Pada stadium akut penyakit ini sangat menular. Penularan lewat sekret konjungtiva, jari, handuk dan lalat.
Trakoma biasanya mulai secara subakut, tetapi apabila infeksi masif (berat) dapat bersifat akut. Perjalanan penyakitnya terganting apakah trakoma tadi ditumpangi oleh infeksi mata lain atau tidak. Trakoma murni (tidak ditumpangi infeksi lain) bersifat ringan, kadang-kadang begitu ringan dan tanpa gejala sehingga luput dari diagnosis. Ini akhirnya akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut (sikatriks) pada umur tua. Pada kasus-kasus tadi sering ditemukan sisa-sisa folikel atau sikatriks di konjungtiva tarsialis superior.
Di lain pihak, di negara-negara yang trakomanya bersifat endemis, terutama di Afrika Utara dan Timur Tengah, adanya infeksi sekunder (H. Aegiptius, gonokokus, atau mikro-organisme lain) akan menyebabkan penyakit akut dan berat yang sering kambuh (eksaserbasi) dan akhirnya menyebabkan gejala sisa (sekuela) berupa sikatriks konjungtiva superior. Pelpebra akan menggulung kedalam (entropin) sehingga bulu mata mengarah ke kornea dan menusuk-nusuk atau menggores kornea (trikhiasis) sehingga kornea menjadi keruh dan dapat menyebabkan kebutaan.
Infeksi primernya di epitel konjungtiva dan kornea. Gejala khas di konjungtiva adalah timbulnya inflamasi (peradangan) difus yang khas karena kongesti, pembesaran papil-papil, dan terbentuknya folikel-folikel. Yang paling sering terkena adalah konjungtiva tersalis, sehingga berwarna merah seperti beludru, dan sepintas tampak penebalan uniform seperti agar-agar. Lesi utama pada trakoma adalah pembentukan folikel. Apabila folikel ini lebih besar, kadang-kadang dapat bergaris tengah 5 mm. Folikel-folikel tadi dapat berada di :
Fornix inferior dan superior
Tepi atas tersus berderet
Karunkula dan plika semilunaris
Pada konjungtiva palpebrae
Jarang di konjungtiva bulbi, tetapi apabila ada, ini khas untuk trakoma
Dapat menginvasi (masuk) ke dalam subepitel konjungtiva tersalis daan bahkan tarsus.

Gambaran diagnotis yang penting adalah timbulnya sikatriks dari folikel yang pecah yang terjadi relatif di stadium awal. Sikatriks ini kecil-kecil, berbentuk bintang yg tampak dibawah biomikroskop (slitlamp / lempu celah).
Trakoma juga mengenai kornea yang manifestas awalnya sebagai keratitis superfisialis yang kadang-kadang begitu ringan sehingga hanya dapat dilihat di bawah biomikroskop dengan pewarna fluoresin, terutama di bagian atas kornea. Di tempat ini banyak terjadi erosi yang kemudian akan terjadi infiltrasi ke substansia propria.







DAFTAR PUSTAKA
• Brunner and suddarth. ( 2001 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa : dr. H.Y. Kuncara dkk.Jakarta : EGC
• Sidharta Ilyas. ( 2001 ).Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit FKUI
• Ignativicus, Donna D. ( 1991 ). Medical Surgical Nursing. First edition. Philadelphia
• Vera, H.D dan Margaret R.T.( 2000 ). Perawatan Mata. Yogyakarta : penerbit ANDI Yogyakarta





sebuah butiran konjungtivitis menular yang disebabkan oleh bakteri
Chlamydia trachomatis. Ini adalah peradangan kronis dari
konjungtiva

Minggu, 19 Desember 2010

Rabu, 03 November 2010

Terdiam..

Hanya bisa diam

dingin menyerang di sekujur tubuhku


layangkan mata menembus cahaya putih kilaunya

meneduhkan lamunan

masih jelas terlihat, pesona ayumu

masih jelas terasa, getar dawai jiwamu aahhh


reff:

inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan

atau hanya mimpi yang tiada pernah berakhir jua


perlahan bawa smua tanya

satu bersama langkah di taman ini


terangkai bunga tanda cinta murni adanya

tapi kekasih pun tiada muncul hapus rinduku aahhh.


reff 2:

dimana aku sedang berada mengapa sendiri

lari telanjang

tanpa seorangpun yang mau peduli


reff 3:

terbanglah cinta sampaikan sayangku hanya bagi dia

tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya



Koleksi Ada Band yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Ada Band – Surga Cinta
Gambar Artis Indonesia

Jumat, 09 April 2010

aku

14 april 2008
14 april 2010

g kerasa ud 2 thn

perawat

Hak Individu Yang akan Meninggal:

1. Hak untuk berlakukan sebagaimana manusia hidup sampai ajal tiba

2. Hak untuk mempertahankan harapnya, tidak peduli apapun perubahan yang terjadi

3. Hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannya, apapun perubahan yang terjadi

4. Hak untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan kematian yang sedang dihadapinya sesuai dengan kepercayaanya

5. Hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perawatannya

6. Hak untuk memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara bersinambungan, walaupun tujuan penyembuhannya harus di ubah menjadi tujuan memberikan rasa nyaman

7. Hak untuk tidak meningal dalam keadaan sendirian

8. Hak untuk tidak meningal dalam keadaan sendirian

9. Hak untuk bebas dari rasa sakit

10. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang jujur

11. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang di tinggalkan agar dapat menerima kematiannya

12. Hak untuk meninggal dalam keadaan damai & bermartabat

13. Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil keputusan yang bertentangan dengan kepercayaan yang dianut nya

14. Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapun artinya bagi orang lain

15. Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan di hormati setelah yang bersangkutan meninggal

Masalah Etika Moral Dalam Pelayanan Keperawatan
Etika Moral
Etika adalah :
Ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar (baik buruk dan tanggung jawab)


Moral adalah :
Prilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku dan nilai” yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal

• Etiket atau adat adalah:
Merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik berupa kata- kata maupun bentuk perbuatan yang nyata

Istilah etika,moral, etika sulit dibedakan, hanya dapat dilihat etika lebih di titik beratkan pada aturan, prinsip, yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan, hukum dan undang- undang yang membedakan benar atau salah secara moralitas
Metode Pendekatan Pembahasan Masalah Etika
• Metode otoritas
• Metode consensum hominum
• Metode pendekatan Intuisi/ self evidence
• Metode argumentasi atau metode sakrotik
Metode Otoritas
• Metode ini menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah otoritas
Metode Consesum Hominum
• Metode ini mengunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas atau sekelompok manusia yang terlibat dalam mengkaji suatu masalah, yang dapat di terima dan diyakini
Metode Pendekatan Intuisi/ self evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknik intuisi.Metode ini terbatas hanya pada orang- orang yang mempunyai intuisi tajam
Metode argumentasi atau metode sakrotik
Metode ini menggunakan pendekatan dengan mengajukan petanyaan atau mencari jawaban dengan alasan yang tepat. Metode ini di gunakan untuk memahami fenomena etika

Lima Masalah Dasar Etika Keperawatan
• Kuantitas Vs Kualitas hidup
• Kebebasan Vs penanganan dan pencegahan bahaya
• Berkata jujur Vs berkata bohong
• Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama, politik, ekonomi dan ideologi
• Terapi ilmiah konvensional Vs terapi tidak ilmiah dan coba- coba

Pertimbangan prinsip etika yang bertentangan
• Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada anggota keluarga, teman- temannya, dan petugas kesehatan
• Agama dan kepercayaan klien yang dianutnya
• Pengaruh terhadap anggota keluarga klien
• Kemungkinan akibat sampingan yang tidak dikehendaki
• Prognosis dengan atau tanpa pengobatan
Contoh kasus…(Kuantitas Vs Kualitas hidup)

• Seorang bayi dilahirkan dengan penyakit sindromdown dan beberapa cacat bawaan lainnya. Untuk menyelamatkan kehidupannya, suatu operasi diperlukan segera. Namun kedua orangtuanya menolak dengan alasan bila anaknya hidup, justru akan menambah penderitaan anak tersebut dan mereka tidak akan dapat memeliharanya
Contoh kasus (Kebebasan Vs penanganan dan pencegahan bahaya)

Seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat menghadapi masalah upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan klien.
Contoh kasus (Berkata jujur Vs berkata bohong)

Seorang perawat mendapatkan teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada pilihan apakah akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan hal itu pada orang lain
Contoh kasus (Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama, politik, ekonomi dan ideologi)

kampanye antirokok demi keselamatan hidup manusia bertentangan dengan kebijakan ekonomi yang di buat pemerintah.
Contoh kasus (Terapi ilmiah konvensional Vs terapi tidak ilmiah dan coba- coba)

Di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri denagn daun- daunan yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada daun tersebut terdapat “ miang” yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila dipukul- pukulkan dibagian tubuh yang sakit

Minggu, 15 Maret 2009

Asteroid dalam sistem tatasurya

Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan, dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus, 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350[1] memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto) yaitu 129342 Ependes [2].
Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta[3]. Astéroid terluas dapam sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 1 Ceres, dengan diameter 900-1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter ~500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadnag terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat 99942 Apophis).
Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.6×1021 kg[4][5], atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya ini, 1 Ceres bermassa 0.95×1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%), dan 10 Hygiea (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1.0%), dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa totalna. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan bahwa asteroid ida juga memiliki sebuah satelit yang bernama Dactyl.

sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Asteroid

Sabtu, 21 Februari 2009

penyebab efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

dari:www.wikipedia.com